BAHASA INDONESIA SEBAGAI IDENTITAS BANGSA
INDONESIA
![F:\yyiuyyiolyho8.jpeg](file:///C:/DOCUME%7E1/DIGIT/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image001.gif)
OLEH:
1.ANDRIANTO
2.SAKINAH
3.MUH. ANDI RISMAN
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
………………..wr……………..wb
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Puji dan syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT ,yang telah melimpahkan nikmatnya kepada kita
semua .Dan tak lupa kami haturkan shalawat dan salam semoga semua tercurah dan
terlimpah kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW,beaerta keluarga
sahabat dan para pengikutnya .Karena berkat rahmatnya jualah kami dapat
menyusun karya tulis ini.
Dalam pembuatan karya
tulis ini kami menyadari dan merasakan masih banyak kekurangan dan kesalahan
karena kami masih dalam tahap belajar dan terbatasnya ilmu ilmu pengetahuan
yang kami miliki .Oleh karena itu,kami mohon maaf apabila ada kesalahan baik
dalam penulisan,bahasa maupun susunan kalimatnya.
Kami juga mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi sempurnanya
penulisan karya tulis ini di masa yang akan datang.
Demikian kata pengantar
dari kami,semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua,khususnya
bagi diri kami sendiri.Amin yarabbalalamin.Akhir kata kami ucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya .
Wasalammu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
I
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………….i
Daftar Isi……………………………………………………………………………..… Bab 1 PENDAHULUAN
1.1. 1.1Latar
Belakang…………………………………………..1
1.2. 1.2Rumusan
Masalah……………………………………..1
1.3. Tujuan
Penelitian…………………………..………
Bab BAB II PEMBAHASAN
Bab BAB II PEMBAHASAN
2.1. Dasar Teori…………………………………………………………5
2.2. Kesimpulan………………………………………………………...6
2.3. Pesan dan Saran………………………………………………….7
Bab III PENUTUP
Daftar Pustaka……………………………………………………………8
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hal
yang melatar belakangi kami dalam meneliti tentang “Bahasa Indonesia Sebagai
Identitas Bangsa” yaitu karena kini telah kita lihat banyak para pemuda yang
kurang meminati akan bahasa Indonesia,malah sebaliknya mereka meminati akan
bahasa yang mereka buat seperti bahasa anak muda sekarang yang penuh akancampuran
dari bahasa asing.
Kini
telah kita lihat bahwa di Negara kita ini kaya akan bahasa,mulai dari sabang
sampai marauke tetapi dari bahasa yang banyak itu,kita bisa bersatu padu karena
Indonesia memiliki bahasa satu yaitu “BAHASA INDONESIA” melambangkan akan
identitas suatu bangsa indoneia.
1.2. Rumusan Masalah
(1) apasih arti dari Pengertian bahasa bagi indonesia ?
(2)
Bagaimana cara mengembangkan bahasa Indonesia agar tetap lestari di Negara Indonesia
?
(3)
sebenarnya apa Fungsi bahasa Indonesia.,terutama dikalangan remaja?
(4)
bagaimana cara kita Upaya atau mengatasi pergeseran bahasa
Indonesia sebagai identitas bangsa.?
1.3. Tujuan penulisan
Dalam
penelitian ini kami memiliki tujuan diantaranya :
Agar
kita sebagai warga Negara Indonesia
tahu bahwa betapa penting dan berharganya akan bahasa Indonesia .
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 dasar teori
Sejarah Bahasa Indonesia
1 . Bangsa Indonesia
yang terdiri atas berbagai suku bangsa dengan berbagai ragam bahasa daerah yang
dimilikinya memerlukan adanya satu bahasa persatuan guna menggalang semangat
kebangsaan. Semangat kebangsaan ini sangat penting dalam perjuangan mengusir
penjajah dari bumi Indonesia .
Kesadaran politis semacam inilah yang memunculkan ide pentingnya bahasa yang
satu, bahasa persatuan, bahasa yang dapat menjembatani keinginan pemuda-pemudi
dari berbagai suku bangsa dan budaya di Indonesia saat itu.
2. Pemuda-pemudi
Indonesia pada masa pergerakan berhasil menyelenggarakan Kongres Pemuda Indonesia .
Dalam kongres tersebut tercetuslah ikrar bersama yang lebih dikenal dengan
Sumpah Pemuda . Ikrar Sumpah Pemuda yang dikumandangkan pada tanggal 28 Oktober
1928 itu salah satu butirnya adalah menjunjung bahasa persatuan, bahasa
Indonesia. Adapun bunyi ikrar lengkap pemuda Indonesia yang dikenal dengan
sebutan Sumpah Pemuda itu adalah sebagai berikut.
3 .Teks Sumpah Pemuda
§
Kami putera dan puteri Indonesia
mengaku
§
bertumpah darah yang satu, Tanah Air Indonesia .
§
Kami putera dan puteri Indonesia
mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia .
§
Kami putera dan puteri Indonesia
menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.
§ Secara
historis bahasa Indonesia berakar pada bahasa Melayu Riau sebab bahasa yang
dipilih sebagai bahasa nasional itu adalah bahasa Melayu, yang sudah menjadi
lingua franca di pelabuhan-pelabuhan perniagaan yang tersebar di wilayah
Nusantara, yang kemudian diberi nama bahasa Indonesia.
2
a.
Alasan dipilihnya bahasa Melayu sebagai bahasa nasional adalah sebagai
berikut.
b.
Bahasa Melayu telah berabad-abad lamanya dipakai sebagai lingua franca
(bahasa perantara atau bahasa pergaulan di bidang perdagangan) di seluruh
wilayah NUsantara.
c. Bahasa Melayu memunyai struktur sederhana
sehingga mudah dipelajari, mudah dikembangkan pemakaiannya, dan mudah menerima
pengaruh luar untuk memerkaya dan menyempurnakan fungsinya.
d.
Bahasa Melayu bersifat demokratis, tidak memperlihatkan adanya perbedaan
tingkatan bahasa berdasarkan perbedaan status sosial pemakainya, sehingga tidak
menimbulkan perasaan sentimen dan perpecahan.
e.
Adanya semangat kebangsaan yang besar dari pemakai bahasa daerah lain
untuk menerima bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan.
f.
Ada nya
semangat rela berkorban dari masyarakat Jawa demi tujuan yang mulia.
5.
Perkembangan Bahasa Indonesia Sebelum Masa Kolonial
a.
Meskipun bukti-bukti autentik tidak ditemukan, bahasa yang digunakan
pada masa kejayaan kerajaan Sriwijaya pada abad VII adalah bahasa Melayu.
Sementara itu, bukti-bukti yang tertulis mengenai pemakaian bahasa Melayu dapat
ditemukan pada tahun 680 Masehi, yakni digunakannya bahasa Melayu untuk
penulisan batu prasasti, di antaranya sebagai berikut.
i. Prasasti
yang ditemukan di Kedukan Bukit berangka tahun 683 Masehi.
ii. Prasasti
yang ditemukan di Talang Tuwo (dekat Palembang )
berangka tahun 686 Masehi.
iii. Prasasti
yang ditemukan di Kota Kapur (Bangka Barat) berangka tahun 686 Masehi.
iv. Prasasti
yang ditemukan di Karang Brahi (antara Jambi dan Sungai Musi) berangka tahun
686 Masehi.
v. Prasasti
dengan nama Inskripsi Gandasuli yang ditemukan di daerah Kedu dan berasal dari
tahun 832 Masehi.
vi. Pada
tahun 1356 ditemukan lagi sebuah prasasti yang bahasanya berbentuk prosa
diselingi puisi (?).
vii. Pada
tahun 1380 di Minye Tujoh, Aceh, ditemukan batu nisan yang berisi suatu model
syair tertua .
3
6.
Perkembangan Bahasa Indonesia di Masa Kolonial
a.
Pada abad XVI, ketika orang-orang Eropa datang ke Nusantara mereka sudah
mendapati bahasa Melayu sebagai bahasa pergaulan dan bahasa perantara dalam
kegiatan perdagangan. Bukti lain yang dapat dipaparkan adalah naskah/daftar
kata yang disusun oleh Pigafetta pada tahun 1522. Di samping itu, pengakuan
orang Belanda, Danckaerts, pada tahun 1631 yang mendirikan sekolah di Nusantara
terbentur dengan bahasa pengantar. Oleh karena itu, pemerintah kolonial Belanda
mengeluarkan surat
keputusan: K.B. 1871 No. 104 yang menyatakan bahwa pengajaran di
sekolah-sekolah bumiputera diberi dalam bahasa Daerah, kalau tidak dipakai
bahasa Melayu.
7.
Perkembangan Bahasa Indonesia di Masa PergerakanSetelah Sumpah Pemuda,
perkembangan Bahasa Indonesia tidak berjalan dengan mulus. Belanda sebagai
penjajah melihat pengakuan pada bahasa Indonesia itu sebagai kerikil tajam.
Oleh karena itu, dimunculkanlah seorang ahli pendidik Belanda bernama Dr. G.J.
Niewenhuis dengan politik bahasa kolonialnya. Isi politik bahasa kolonial
Niewenhuis itu lebih kurang sebagai berikut.
8.
Pengaruh politik bahasa yang dicetuskan Niewenhuis itu tentu saja
menghambat perkembangan bahasa Indonesia .
Banyak pemuda pelajar berlomba-lomba mempelajari bahasa Belanda, bahkan ada
yang meminta pengesahan agar diakui sebagai orang Belanda (seperti yang
dilukiskan Abdul Muis dalam roman Salah Asuhan pada tokoh Hanafi). Sebaliknya,
pada masa pendudukan Dai Nippon, bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang
pesat. Tentara pendudukan Jepang sangat membenci semua yang berbau Belanda;
sementara itu orang-orang bumiputera belum bisa berbahasa Jepang. Oleh karena
itu, digunakanlah bahasa Indonesia untuk memperlancar tugas-tugas administrasi
dan membantu tentara Dai Nippon melawan tentara Belanda dan sekutu-sekutunya.
9.
Kedudukan Bahasa Indonesia
a.
Bahasa Indonesia mempunyai dua kedudukan yang sangat penting, yaitu (1)
sebagai bahasa nasional , dan (2) sebagai bahasa resmi/negara .
b.
Kedudukan bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional diperoleh sejak awal kelahirannya, yaitu tanggal 28
Oktober 1928 dalam Sumpah Pemuda. Bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai
bahasa nasional sekaligus merupakan bahasa persatuan.
c.
Adapun dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional , bahasa Indonesia
mempunyai fungsi sebagai berikut.
d.
Lambang jati diri (identitas).
e.
Lambang kebanggaan bangsa.
f.
Alat pemersatu berbagai masyarakat yang mempunyai latar belakang etnis
dan sosial-budaya, serta bahasa daerah yang berbeda.
g.
Alat penghubung antarbudaya dan antardaerah.
h.
Kedudukan bahasa Indonesia
yang kedua adalah sebagai bahasa resmi/negara; kedudukan ini mempunyai dasar
yuridis konstitusional, yakni Bab XV pasal 36 UUD 1945. Dalam kedudukannya
sebagai bahasa resmi/negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai berikut.
i.
Bahasa resmi negara .
j.
Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan.
k.
Bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan.
l.
Bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu dan
teknologi.
10.
Perkembangan Bahasa Indonesia
a.
Pada tahun 1908 Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Commissie voor de
Volkslectuur (Komisi untuk Bacaan Rakyat) melalui Surat Ketetapan Gubernemen
tanggal 14 September 1908 yang bertugas:
i. mengumpulkan
dan membukukan cerita-cerita rakyat atau dongeng-dongeng yang tersebar di
kalangan rakyat, serta menerbitkannya dalam bahasa Melayu setelah diubah dan
disempurnakan;
ii. menerjemahkan
atau menyadur hasil sastra Eropa;
iii. menerima
karangan pengarang-pengarang muda yang isinya sesuai dengan keadaan hidup di
sekitarnya.
11.
Tahun 1933 terbit majalah Pujangga Baru yang diasuh oleh Sutan Takdir
Alisyahbana, Amir Hamzah, dan Armijn Pane. Pengasuh majalah ini adalah sastrawan
yang banyak memberi sumbangan terhadap perkembangan bahasa dan sastra Indonesia .
Pada masa Pujangga Baru ini bahasa yang digunakan untuk menulis karya sastra
adalah bahasa Indonesia yang dipergunakan oleh masyarakat dan tidak lagi dengan
batasan-batasan yang pernah dilakukan oleh Balai Pustaka.
12 .Tahun 1938, dalam rangka memperingati sepuluh tahun
Sumpah Pemuda, diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo, Jawa Tengah.
Kongres ini dihadiri oleh bahasawan dan budayawan terkemuka pada saat itu,
seperti Prof. Dr. Hoesein Djajadiningrat, Prof. Dr. Poerbatjaraka, dan Ki Hajar
Dewantara. Dalam kongres tersebut dihasilkan beberapa keputusan yang sangat
besar artinya bagi pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia . Keputusan tersebut,
antara lain:
i. mengganti
Ejaan van Ophuysen,
ii. mendirikan
Institut Bahasa Indonesia, dan
iii. menjadikan
bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam Badan Perwakilan .
12.
Tahun 1942-1945 (masa pendudukan Jepang), Jepang melarang pemakaian
bahasa Belanda yang dianggapnya sebagai bahasa musuh. Penguasa Jepang terpaksa
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi untuk kepentingan
penyelenggaraan administrasi pemerintahan dan sebagai bahasa pengantar di
lembaga pendidikan, sebab bahasa Jepang belum banyak dimengerti oleh bangsa Indonesia .
Hal yang demikian menyebabkan bahasa Indonesia mempunyai peran yang semakin
penting.
4
13.
18 Agustus 1945 bahasa Indonesia dinyatakan secara resmi sebagai bahasa
negara sesuai dengan bunyi UUD 1945, Bab XV pasal 36: Bahasa negara adalah
bahasa Indonesia .
14.
19 Maret 1947 (SK No. 264/Bhg. A/47) Menteri Pendidikan Pengajaran dan
Kebudayaan Mr. Soewandi meresmikan Ejaan Republik sebagai penyempurnaan atas
ejaan sebelumnya. Ejaan Republik ini juga dikenal dengan sebutan Ejaan
Soewandi.
15.
Tahun 1948 terbentuk sebuah lembaga yang menangani pembinaan bahasa dengan
nama Balai Bahasa. Lembaga ini, pada tahun 1968, diubah namanya menjadi Lembaga
Bahasa Nasional dan pada tahun 1972 diubah menjadi Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa yang selanjutnya lebih dikenal dengan sebutan Pusat Bahasa.
16.
a.
28 Oktober s.d. 1 November 1954 terselenggara Kongres Bahasa Indonesia
II di Medan, Sumatera Utara. Kongres ini terselenggara atas prakarsa Menteri
Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan, Mr. Mohammad Yamin.
b.
Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 57 tahun 1972 diresmikan ejaan baru
yang berlaku mulai 17 Agustus 1972, yang dinamakan Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD) dan Tap.MPR No. 2/1972
c.
25 s.d. 28 Februari 1975 di Jakarta diselenggarakan Seminar Politik
Bahasa Indonesia.
d.
Tahun 1978, bulan November, di Jakarta diselenggarakan Kongres Bahasa
Indonesia III.
e.
Tanggal 21 s.d. 26 November 1983 berlangsung Kongres Bahasa Indonesia IV
di Jakarta.
f.
Tanggal 27 Oktober s.d. 3 November 1988 berlangsung Kongres Bahasa
Indonesia V di Jakarta.
g.
Tanggal 28 Oktober – 2 November 1993 berlangsung Kongres Bahasa
Indonesia VI di Jakarta.
18 . Sebenarnya ada usaha-usaha bersama dari pemerintah
Republik Indonesia dan pemerintah Diraja Malaysia untuk mengadakan satu ejaan
dengan mengingat antara bahasa Indonesia dan bahasa Melayu yang dipergunakan
sebagai bahasa resmi pemerintah Diraja Malaysia masih satu rumpun atau memiliki
kesamaan. Usaha itu antara lain pemufakatan ejaan Melindo (Melayu-Indonesia),
namun usaha ini akhirnya kandas karena situasi politik antara Indonesia dan Malaysia yang sempat memanas pada
tahun 1963.
5
Pengertian
Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah
suatu bahasa yang menyatukan suatu bangsa dan sebagai identitas Negara repoblik
Indonesia .
Bahasa merupakan dasar
untuk membentuk kecerdasan manusia.Tanpa kompetensi bahasa maka kita tidak
mempunyai kecerdasan yang manusiawi.Ilmu pengetahuan tidak mungkin
disebarluaskan,dinikmati,dan di pahami secara bersama-sama .Bisa dibayangkan
sekarang kalau seandainya manusia itu tidak berbahasa,maka semua pemahaman dan
penghayatan atas realitas kehidupan itu murni bersifat intuitif dan subjektif.
2.2.
Bagaimana cara mengembangkan bahasa Indonesia agar tetep
Lestari di Negara Indonesia
Jika bahasa Indonesia
ingin berkembang maka bahasa Indonesia harus tetap fungsional.Mampu untuk
memberikan symbol dari berbagai macam arti dan berbagai macam realitas dalam
kehidupan ini,baik itu kehidupan sosial,budaya,ekonomi,politik dan ilmu
pengetahuan.
Salah satu sebab mengapa
kita kurang Berjaya di bidang ekonomi,karena kita kurang serius di dalam
menjadikan bahasa Indonesia sebagai identitas suatu bangsa.
Perkembangan bahasa Indonesia tampak pada pesatnya penambahan kata
dan istilah dalam bahasa Indonesia.Disisi lain telah terjadi perubahan sikap
masyarakat terhadap bahasa Indonesia.Rasa kebanggaan terhadap bahasa Indonesia
yang telah menempatkan bahasa itu sebagai lambamg jati diri bangsa Indonesia
yang telah menurun.
Penggunaan bahasa di ruang
publik dikota-kota besar wilayah Indonesia,disamping itu juga sebagian
masyarakat memilih penggunaan bahasa asing atau bahasa daerah yang tidak
pada tempatnya.Contoh-contoh perilaku masyarakat yang tidak menggunakan bahasa
Indonesia sebagai identitas bangsa,yaitu penulisan judul buku,film,sinetron menggunakan
bahasa asing.Padahal isinya dalam bahasa Indonesia .Meskipun
demikian,pembangunan bangsa melalui politik identitas bukan berarti kita anti
terhadap identitas bangsa lain.
Menyediakan kosa kata baru
terutama terkait perkembangan iptek.Perkembangan iptek demikian pesatnya untuk
diterapkan di Indonesia dan warga Negara Indonesia berperan dalam mengawasi
agar proses penambahan kosa kata ke dalam bahasa Indonesia dari unsure-unsur
asing yang mengikuti aturan yang telah dilakukan sebelumnya,sehingga bahasa
Indonesia tumbuh dengan teratur dan memiliki system logika tersendiri yang
konsisten dari waktu ke waktu,sehingga bahasa Indonesia tetap berkembang dan
lestari di dalam Negara Indonesia ini.
2.3.
Fungsi Bahasa Indonesia
Beberapa fungsi bahasa Indonesia ,diantaranya
sebagai berikut:
a.Lambang kebangsaan nasional
b.Sebagai identitas bangsa
c.Pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda
latar belakang sosial dan budaya.
d.Sebagai alat perhubungan antar budaya dan antar daerah.
6
2.4.
Upaya mengatasi pergeseran bahasa Indonesia sebagai
Identitas bangsa
Beberapa cara untuk mengatasi pergeseran bahasa Indonesia sebagai identitas
bangsa,antara lain sebagai berikut :
a.Warga Negara Indonesia
harus mencintai dan menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar.
b.Pemerintah merancang UUD tentang pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan
benar,serta melakukan pengindonesiaan nama atau kata asing.
c.Kesadaran diri untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
d.Kepedulian pemerintah dalam mengontrol atau menyaring masuknya pengaruh
bahasa Negara asing.
2.5
KESIMPULAN
Dari data di atas,kami
dapat menyimpulkan bahwa :
Bahasa Indonesia adalah
suatu bahasa yang mempersatukan suatu bangsa dan sebagai identitas suatu
bangsa.Dari berbagai banyaknya bahasa di Negara Indonesia ini,disatukan dengan
satu bahasa yaitu “BAHASA INDONESIA”.Selain itu juga,bahasa Indonesia mempunyai
beberapa fungsi yang sangat penting bagi kehidupan bangsa,diantaranya yaitu
:sebagai lambang kebangsaan nasionalisme,sebagai identitas suatu bangsa,sebagai
pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda latar belakang sosial budaya bahasa
dan sebagai alat perhubungan antar budaya daerah.
Pergeseran bahasa
Indonesia harus diatasi oleh pihak pemerintah dan warga masyarakat
Indonesia.Kemudian dalam pengaplikasian bahasa Indonesia dapat kita lakukan di
wahana sekolah,karena adanya pelajaran bahasa Indonesia di sekolah ,kita sudah
seharusnya mengetahui bahasa yang asli sesui aturan dan kaedahnya,sebab itu
adalah bahasa persatuan Indonesia dan juga sebagai identitas bangsa.
2.6
PESAN DAN SARAN
Dari isi makalah di
atas,penulis berpesan :
1. Sebagai warga Negara Indonesia sudah seharusnya
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
2. Kitaharus menumbuhkan kesadaran yang tinggi untuk
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
3. Kesadaran dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar
itu,harus kita mulai dari diri kita sendiri.
4. Kita harus menggunakan bahasa Indonesia yang baku ,tanpa mencampurkan
dengan bahasa asing.
7
DAFTAR PUSTAKA
Http://ucoekhy.Blogspot.com ,Pusat pembinaan dan pengembangan bahas,1975: 5
,Mendiknas Bambang sudibyo,1978 ,Compas.com,2008-2011 ,Bakry,Oemar.Bunga
Alisjahbana, S. Takdir. 1978. Tatabahasa
Baru Bahasa Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat.
Anggraeni, Bea dan Handayani, Dwi. 2002. Kesantunan Imperatif Dalam Bahasa Jawa
Dialek Surabaya: Analisis Pragmatik. Surabaya: Lembaga
Penelitian Universitas Airlangga.
Brown, P. dan Levinson, S. 1978. “Universals
in Language Usage: Politeness Phenomena”. In Goody, Esther N., ed.
Questions and Politeness: Strategies in Social Interaction (Cambridge Papers in Social Anthropology). Cambridge : Cambridge
University Press, 56-310.
Chaer, Abdul dan Agustina, Leoni. 1993. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal.
Jakarta: Rineka Cipta.
Dhofier, Zamakhsyari. 1985. Tradisi
Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai. Jakarta: LP3ES.
Djajasudarma, Fatimah. 1993. Metode
Linguistik Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: PT Eresco.
![](file:///C:/DOCUME%7E1/DIGIT/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image002.gif)
Hasbullah, Drs. 1999. Sejarah
Pendidikan Islam Di Indonesia: Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan,
(hl 24-27, 138-161). Jakarta :
PT Raja Grafindo Persada.
Hasyim, H.
Farid. 1998. Visi Pondok Pesantren Dalam Pengembangan SDM: Studi Kasus Di
pondok Pesantren Mahasiswa Al Hikam, Universitas Muhammadiyah Malang,
Program Pasca Sarjana, Tesis.
Ismari. 1995. Tentang Percakapan.
Surabaya : Airlangga University
Press.
Keraf, Gorys. 1991. Tatabahasa Rujukan
Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Grasindo.
Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus
Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Leech,
Geofrey. 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik. Jakarta: Universitas Indonesia.
Magnis-Suseno, Franz. 2001. Etika
Jawa: Sebuah Analisa Falsafi Tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa.
Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
Moeliono, Anton M. 1991. Santun Bahasa.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Mulyana. 2005. Kajian Wacana: Teori,
Metode dan Aplikasi Prinsip-prinsip Analisis Wacana. Yogyakarta: Tiara
Wacana.
Purwo, Bambang Kaswanti. 1994. PELLBA
7, Pertemuan Linguistik Lembaga Bahasa Atma Jaya: Ketujuh. Jakarta:
Kanisius.
Rahardi, R. Kunjana. 2000. Imperatif
Dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
Roni. 2005. Jenis
makna Dasar Pragmatik Imperatif Dalam Imperatif Bahasa Indonesia .
Surabaya : Verba,
Vol. 7, No.1 74 – 90.
Sudaryanto. 1992. Metode Linguistik Ke
Arah Memahami Metode Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
![](file:///C:/DOCUME%7E1/DIGIT/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image002.gif)
Verhaar, J.W.M. 1996. Asas-Asas
Linguistik Umum. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Wahid, Abdurrahman. 2001. Menggerakkan
Tradisi: Esai-esai Pesantren. Yogyakarta: LkiS.
Walsh, Mayra. 2002. Pondok Pesantren
dan Ajaran Golongan Islam Ekstrim (Studi Kasus Di Pondok Pesantren Putri “Darur
Ridwan” Parangharjo, Banyuwangi). Malang: ACISIS Program, Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Malang.
Wijana, I Dewa. 1996. Dasar-dasar
Pragmatik. Yogyakarta: Andi.
Arizona Education
– Politeness – Rabu, 8 Maret 2006 -http://www.ic.arizona.edu/~comm300/mary/interpersonal/politeness/
Kompas – Kiai
Haji Abdul Ghofur Pemimpin Pondok Pesantren Sunan Drajat – Selasa, 16 Mei 2006
-http://www.kompas.com/kompas/cetak/0331/30/711013.htm